Lebih dari setengah jumlah pegawai kantoran mengalami sakit punggung dan untuk mengobatinya tidak sedikit yang berpaling ke terapi pemanasan. Murah dan sudah dipercaya sejak lama. Pertanyaannya adalah seberapa efektif terapi itu?
Dalam beberapa tahun terakhir belasan penelitian mencoba mencari jawaban atas keraguan terhadap terapi panas itu. Sebagian orang merasa lebih rileks segera setelah terapi. Pembuluh darah membesar, mengurangi rasa sakit karena aliran darah melemaskan otot kaku.
Sebuah studi peninjauan kembali dilakukan atas sembilan penelitian serupa yang pernah dilakukan terhadap hampir 1.200 orang.
Seperti yang dipublikasikan oleh The Cochrane Database of Systematic Reviews. Lima hari menjalani terapi panas dengan cara membungkus tubuh dengan alat tersebut, berhasil mengurangi rasa sakit setelah dibandingkan dengan placebo dan pengobatan lainnya.
Di lain pihak sangat sedikit bukti yang menunjukkan terapi kebalikannya yaitu dengan rasa dingin. Namun kombinasi terapi panas dan dingin diyakini memberikan hasil terbaik.
Secara acak telah dilakukan penelitian pada 2005, untuk membandingkan terapi. Setelah tujuh hari, sekitar 70% responden yang mengkombinasikan terapi panas dengan olahraga ringan, merasakan kondisinya seperti sebelum terkena sakit punggung.
Sementara yang melakukan terapi ringan atau olahraga saja, hanya 20% yang merasakan bugar seperti sebelum terkena sakit punggung kronis.
Istirahat total atau bed rest pada mulanya membantu mengurangi rasa sakit. Namun setelah dua hari, rasa sakit kembali muncul diikuti lemas otot, dan risiko penggumpalan darah.
Sumber : www.inilah.com
good thanks y
BalasHapus